“PETANI MAJU & MANDIRI – HARUS MELEK KEBIJAKAN PERTANIAN”

“PETANI MAJU & MANDIRI – HARUS MELEK KEBIJAKAN PERTANIAN”

MTCC Unimma kembali menyelenggarakan Temu ke 5 kegiatan Sekolah Tani Mandiri secara offline. Kegiatan ini diikuti 30 peserta dari berbagai kecamatan di Kabupaten Magelang. Kegiatan Sekolah Tani Mandiri Muhammadiyah ini akan diselenggarakan selama 5 kali tiap Jumat mulai tanggal 14- 21- 28 Januari dan 4 Pebruari 2022 ini. Temu ke 5 yang semestinya diselenggarakan tanggal 11 Pebruari 2022 terpaksa harus ditunda tanggal 8 Maret 2022 ini karena meningkatnya angka Covid di Kabupaten Magelang. Peserta terdiri dari perwakilan Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) di beberapa kecamatan, perwakilan Forum Petani Multikultur Indonesia (FPMI) dan wakil masyarakat umum.

MTCC Unimma terus fokus mengembangkan Sekolah Tani Mandiri Muhammadiyah, mengingat tantangan yang makin besar di dunia pertanian. Sektor pertanian dituntut bisa menangkap peluang bonus demografi Indonesia (persentase penduduk usia produktif diperkirakan 64% dari total penduduk,SP 2020) – diharapkan bisa mewujudkan Indonesia menjadi lumbung pangan dunia (food estate) di tahun 2045. Demikian juga, outcome dari sekolah tani ini, diharapkan bisa membantu peningkatan kapasitas  sumberdaya manusia, meningkatkan serapan pasar, meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani tembakau melalui agribisnis dan agroindustri.

Sebagai bagian dari persyarikatan, MTCC UNIMMA berkomitmen berkontribusi penuh pada semua lapisan masyarakat agar memiliki perhatian kepada pertanian dan dunia petani. Searah dengan PP Muhammadiyah, diperlukan kebijakan-kebijakan yang lebih progresif agar kesejahteraan petani meningkat. Optimisme terwujudnya kedaulatan pangan harus senantiasa diasah dengan cara pandang rasional objektif. Sektor pertanian harus dipacu untuk mengejar kemajuan peradaban (Prof Haedar Nasir-Ketua PP Muhammadiyah). Muhammadiyah sadar bahwa ikhtiar yang diusahakan semestinya mewadahi perubahan global yang sangat cepat, bergerak ke arah industri. Sejalan dg hal itu, MPM Muhammadiyah sebagai mitra MTCC dalam sekolah tani ini menekankan bahwa dalam dakwah jihad kedaulatan pangan perlu gerakan konkrit yaitu “Gerakan Kembali Bertani”. Gerakan ini untuk menjawab persoalan kesenjangan usia petani di Indonesia. Untuk memikat kaum muda supaya kembali bertani, perlu upaya-upaya inovatif baik mendampingi petani, mulai dari pengorganisasian, kemudian advokasi sampai kemudian melakukan usaha-usaha yang langsung dari hulu ke hilir. Harus terus diupayakan agar petani-petani milenial Muhammadiyah punya kreatifitas di bidang pertanian semakin meningkat, dan menjadi nilai tambah, atau peluang di sektor pertanian.

Demikian juga, sejalan dengan langkah MTCC pada peningkatan kesejahteraan petani tembakau, perlu upaya peningkatkan kapasitas dan produksi, diversifikasi pangan, penguatan cadangan atau lumbung pangan, penerapan pertanian modern atau modernisasi pertanian serta peningkatan ekspor pertanian. Petani harus memahami kebijakan-kebijakan pertanian, antara lain terkait alokasi Dana Bagi Hasil (DBH) dari Cukai Hasil Tembakau (CHT). Tahun 2022 ini, Pemerintah Pusat memberikan dukungan kepada Pemerintah Daerah untuk meningkatkan kesejahteraan para petani atau buruh tani tembakau dan buruh rokok. Dukungan tersebut diberikan dalam bentuk kebijakan yang lebih fleksibilitas kepada daerah untuk mengatur DBHCHT. Perubahan-perubahan kebijakan pertanian ini semestinya harus dipahami petani, mereka harus melek kebijakan pertanian. Petani sebagai lahan implementasi perubahan kebijakan , sudah semestinya tidak lagi menjadi obyek, melainkan juga harus berperan sebagai “subyek” agar bisa terus maju dan mandiri.