Press conference
Magelang, 14 Desember 2020
“Dukungan terhadap realisasi kebijakan kenaikan cukai hasil tembakau (CHT) tahun 2021 Untuk peningkatan kesejahteraan petani”
Muhammadiyah Tobacco Control Center (MTCC) Universitas Muhammadiyah Magelang (UNIMMA) sebagai organisasi pengendalian tembakau yang salah satu konsentrasinya adalah pada pendampingan petani tembakau, menyambut baik penetapan kebijakan Pemerintah tersebut, Kata ketua MTCC Uimma Retno Rusdjijati dalam konfrensi pers secara virtual senin tanggal 14 Desember 2020. Mengingat kenaikan cukai hasil tembakau ini juga memperhatikan nasib para petani tembakau melalui pengaturan ulang penggunaan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT). Pengaturan tersebut yaitu 1) 50% DBHCHT akan digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya petani/ buruh tani tembakau dan buruh industri rokok dengan rincian 35% diberikan dalam bentuk Bantuan Langsung Tunai (BLT) kepada petani/buruh tani tembakau dan buruh industri rokok, 5% untuk pelaksanaan pelatihan profesi termasuk bantuan modal usaha kepada petani/ buruh tani tembakau dan buruh industri rokok yang akan beralih menjadi pelaku UMKM, dan 10% untuk mendukung peningkatan kualitas bahan baku; 2) 25% untuk mendukung program jaminan kesehatan nasional, dan 3)25% untuk mendukung penegakan hukum melalui pembinaan industri, sosialisasi di bidang cukai, dan pemberantasan Barang Kena Cukai illegal. Dr. Heni Setyowati Esti Rahayu selaku PIC Research MTCC Unimma menyampaikan kebijakan pemerintah terkait cukai mempertimbangkan aspek kesehatan yakni bias menurunkan prevalensi merokok baik anak-anak maupun orang dewasa, pertimbangan yang lain yakni petani yang menghasilkan dan memasok ke industri rokok dan berkembangnya rokok illegal katanya.
Webinar tersebut dibuka oleh Rektor Universitas Muhammadiyah Magelang yang diwakili oleh Wakil Rektor 2 (Dra. Lilik Andriyani, SE.MSi) dimoderatori oleh Ibu Heniyatun, SH, MHum. Berbicara pada webinar tersebut Ketua Forum Petani Multikultur Indonesia (FPMI) dari Magelang (Pak Istanto), Petani dari Temanggung (Pak Yamidi), Petani dari Lombok NTB (Pak Jopi) dan Petani dari Jawa Timur (Pak Didi).