Pandemi Covid 19 ternyata membawa peluang besar pada bisnis tanaman hias, . Masyarakat cenderung beraktifitas dari rumah baik itu sekolah dan bekerja dari rumah melahirkan aktifitas berkebun. Bisnis tanaman hias menjadi sangat menarik karena permintaan tanaman hias ada dari dua sisi, penjual dan pembeli. Fakta ini makin menarik dan sejalan dengan program pemerintah – Gratieks (Gerakan Tiga Kali Ekspor) untuk semua komoditas pertanian, termasuk tanaman hias. Gratieks adalah gerakan peningkatan ekspor pertanian yang digagas Kementan untuk menyatukan kekuatan seluruh pemegang kepentingan pembangunan pertanian dari hulu sampai hilir. Gerakan ini diharapkan mampu meningkatkan ekspor komoditas pertanian dengan cara yang tidak biasa (termasuk dengan pemanfaatan teknologi, inovasi, IT, digitalisasi, riset, jejaring dan kerja sama yang kuat dengan semua pihak). Disisi lain, produksi tanaman hias hingga triwulan II pada 2020 berdasarkan data BPS mencapai
342.5 juta pcs. Sementara itu ekspor volumenya mencapai 4.2 juta kg atau setara dengan US$ 12.2. Besarnya angka ekspor tanaman hias menunjukkan bahwa bisnis tanaman hias masih sangat terbuka. Kondisi inilah yang mendasari pilihan MTCC UNIMMA , tanaman hias sebagai topik temu ke 3 Sekolah Tani Mandiri Muhammadiyah.
Budidaya tanaman hias yang dipilih adalah anggrek dan aglonema. Anggrek merupakan salah satu tanaman hias terbaik, primadona dari seluruh tanaman hias di negeri ini di Indonesia. Anggrek berpeluang besar untuk dikembangkan secara komersil karena prospek bisnis tanaman hias bunga anggrek dinilai menjanjikan. Sekitar 25 persen spesies tanaman hias anggrek dunia berada di Indonesia dan lebih dari 700 spesies anggrek dipunyai oleh Indonesia, bahkan sekitar 90 persen induk-induk silangan anggrek yang paling digemari dan dikomersilkan berasal dari Indonesia. Dari setiap fase dalam perkembangan anggrek yang bisa dijadikan usaha dimulai dari mengadakan silangan untuk membuat kultivar baru sampai menghasilkan tanaman pot anggrek hias berbunga atau produksi bunga potong.
Komoditas tanaman hias lain yang dibahas dalam temu ke 3 Sekolah Tani Mandiri Muhammadiyah adalah si “RATU DAUN” – aglonema. Prospek aglonema juga sangat menjanjikan dan banyak diburu oleh penggemar tanaman. Kepopuleran tanaman ini hampir menyamai kepopuleran tanaman hias janda bolong. Tanaman hias cantik ini berasal dari hutan hujan di wilayah Asia Tengah ini memiliki keunggulan budidaya karena kecepatan adaptasi di semua iklim. Instruktur pelatihan kali ini dari SMK Muhammadiyah selaku mitra utama dari MTCC Unimma. Outcome dari pelatihan ini diharapkan bisa membantu peningkatan kapasitas sumberdaya manusia, meningkatkan serapan pasar, meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani tembakau melalui agribisnis tanaman hias.
Banyaknya masalah yang dihadapi dalam penyiapan SDM pertanian di Indonesia senantiasa menjadi perhatian MTCC Unimma Apalagi sampai saat ini, fakta menunjukkan bahwa kesejahteraan petani tembakau selalu ada dalam pihak yang dirugikan. Sekolah Tani Mandiri Muhammadiyah ini diselenggarakan bekerjasama dengan SMK Muhammadiyah 2, MPM PP dan PDM Kabupaten Magelang serta Forum Petani MultiKultur Indonesia (FPMI) . Kegiatan Sekolah Tani Mandiri secara offline memasuki Temu ke 3 di Jumat 28 Jan 2022 ini. Kegiatan yang diikuti 30 peserta dari berbagai kecamatan di Kabupaten Magelang ini, diselenggarakan MTCC Unimma. Kegiatan Sekolah Tani Mandiri Muhammadiyah ini diselenggarakan selama 5 kali tiap Jumat mulai tanggal 14- 21- 28 Januari dan 4 – 11 Pebruari 2022 ini. Peserta terdiri dari perwakilan Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) di beberapa kecamatan, perwakilan Forum Petani Multikultur Indonesia (FPMI) dan wakil masyarakat umum.