Indonesian Conference on Tobacco or Health (ICTOH) ke-8  Senin sampai Rabu (29-31/5/2023). Konferensi tingkat nasional di bidang pengendalian tembakau tersebut digagas oleh Tobacco Control Support Center Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (TCSC-IAKMI), organisasi yang bergerak di bidang upaya pengendalian tembakau. ICTOH ke-8 mengambil tajuk “We need food, not tobacco“. Tajuk ini juga menjadi tema peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia (HTTS) dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Mengutip laman WHO, kampanye HTTS yang digaungkan WHO itu menekankan pentingnya peralihan penanaman tanaman dari tembakau ke tanaman pangan. Terlebih, global tengah mengalami ancaman krisis pangan imbas dari perang Rusia-Ukraina, perubahan iklim, dan pandemi Covid-19. Muhammadiyah Tobacco Control Center Universitas Muhammadiyah Magelang (MTCC Unimma) menjadi salah satu panelis dalam ICTOH ke-8. MTCC akan memberikan paparan materi terkait pengalaman mendampingi petani tembakau melakukan diversifikasi tanaman. Ketua MTCC Unimma Retno Rusdjijati mengatakan, pihaknya sudah aktif melakukan riset tentang pengendalian tembakau sejak tahun 2010. Lebih kurang satu windu kemudian, petani tembakau yang mereka dampingi membentuk Forum Petani Multikultur Indonesia (FPMI) yang kini berada di wilayah Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Nusa Tenggara Barat. Menurut Retno, di Kecamatan Windusari, Kabupaten Magelang, sejumlah petani tembakau kini sudah beralih menanam tanaman hortikultura, misalnya ubi cilembu. Kopi juga disebut kini sudah dibudidayakan di sana. Dengan diversifikasi (tanaman) mereka (petani) memperoleh banyak keuntungan,” ujar Retno yang menyebut pendampingan yang MTCC lakukan juga menyasar Kecamatan Pakis, Sawangan, dan Kajoran, Kabupaten Magelang.Di Kabupaten Temanggung, Retno mengatakan, MTCC juga memfasilitasi kelompok tani dengan pembangunan sejumlah lima embung. Harapannya petani bisa menanam tanaman selain tembakau meski suatu waktu masuk musim kemarau.