“PETANI BERKEMAJUAN – MENUJU KEMANDIRIAN”

MTCC Unimma kembali menyelenggarakan kegiatan Sekolah Tani Mandiri secara offline. Kegiatan ini diikuti 30 peserta dari berbagai kecamatan di Kabupaten Magelang. Kegiatan Sekolah Tani Mandiri Muhammadiyah ini akan diselenggarakan selama 5 kali tiap Jumat mulai tanggal 14- 21- 28 Januari dan 4 – 11 Pebruari 2022 ini. Peserta terdiri dari perwakilan Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) di beberapa kecamatan, perwakilan Forum Petani Multikultur Indonesia (FPMI) dan wakil masyarakat umum.

Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2020 adalah sebanyak 270,20 juta jiwa, dan jika dianalisis dari piramida penduduknya, Indonesia berkesempatan untuk menikmati bonus demografi. Persentase penduduk usia produktif (15-64 tahun) sebesar 70,72 persen (SP 2020). Kesempatan bonus demografi (diperkirakan 64% komposisi usia produktif) – diharapkan bisa mewujudkan Indonesia menjadi lumbung pangan dunia di tahun 2045. Namun demikian, masih banyak masalah yang dihadapi dalam penyiapan SDM pertanian di Indonesia. Sampai saat ini, fakta menunjukkan bahwa kesejahteraan petani tembakau selalu ada dalam pihak yang dirugikan. Kondisi ini menjadi motivasi bagi MTCC Unimma untuk terus mengembangkan Sekolah Tani Mandiri Muhammadiyah. Untuk versi offline kali ini, MTCC Unimma mengfokuskan pada penyiapan SDM pertanian menuju kemandirian– khususnya melalui bidang perikanan, produk herbal, tanaman hias, tanaman non beras dan kebijakan pertanian.

 

Ditambah lagi, penduduk dengan mata pencaharian utamanya pertanian, kehutanan, dan perikanan sebanyak 38,23 juta orang atau 29,7 % (data Sakernas Agustus 2020). Seyogyanya potensi petani menjadi kekuatan utama Indonesia untuk dapat meningkatkan pendapatan dan    kedaulatan    pangan.    Jangan    sampai    bonus    demografi    ini    tersia-siakan. Petani Indonesia dapat memberi andil luar biasa jika dilibatkan dalam usaha di sektor pertanian. Oleh karenanya, perlu dilakukan langkah-langkah untuk menumbuhkan minat, pengetahuan, dan kepedulian petani terhadap dunia pertanian. Kondisi ini sangat ditekankan pada petani muda (petani millennial) sehingga regenerasi dan keberlanjutan usaha pertanian dapat terjaga.

 

Melalui kegiatan Sekolah Tani Mandiri Muhammadiyah ini, MTCC Unimma juga berkeinginan kuat membantu petani muda untuk memperoleh “pengakuan public” dengan sertifikasi profesi. Selain mendapatkan pelatihan selama 5 minggu secara gratis, peserta juga memperoleh akomodasi dan berhak mengikuti sertifikasi profesi secara gratis (bagi peserta yang memenuhi syarat). MTCC Unimma senantiasa berkomitmen mendampingi petani berkemajuan menuju kemandirian.

 

“DIVERSIFIKASI OLAHAN SINGKONG PROSPEKTIF EKSPOR UPAYA ALTERNATIF PENINGKATAN KESEJAHTERAAN PETANI ”

MTCC Unimma sebagai organisasi yang concern pada kesejahteraan petani melalui Sekolah Tani Mandiri Muhammadiyah yang sudah dilaunching pada tanggal 31 Maret 2021 yang lalu

– terus berupaya menjalankan pendampingan petani. Khususnya, petani yang tergabung dalam Forum Petani Multikultur Indonesia (FPMI). Fakta bahwa sampai saat ini petani tembakau selalu ada dalam pihak yang dirugikan , menjadi motivasi MTCC Unimma untuk terus mengembangkan diversifikasi produk pertanian. Melalui diversifikasi pertanian, petani dapat melakukan budidaya berbagai komoditas terutama bahan pangan yang sesuai dengan kondisi wilayah masing-masing menuju peningkatan kesejahteraan yang maksimal. Melalui mocaf ini, diharapkan potensi produksi singkong di Jawa Tengah (Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Kebumen, Purwerejo, Boyolali, Wonogiri, Sragen, Karanganyar, Pati, Jepara) akan terus berkembang dan menjadi solusi usaha pertanian dalam menghadapi ancaman resesi akibat Covid 19. Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) BPS bulan Februari 2020 menyebutkan sekitar 26,06 persen dari penduduk Jawa Tengah yang bekerja itu di sektor pertanian, sehingga menjadi “energi potensial” yang sangat besar, sebagai daya ungkit peningkatan kesejahteraan petani.

Pilihan pada tanaman singkong juga didasarkan pada kebutuhan singkong di Indonesia terus meningkat, tanaman ini juga secara alami pada lahan marjinal. Pertimbangan lain adalah 98% jumlah petani singkong masih hidup di bawah garis kemiskinan (BPS). Padahal, produksi tepung singkong (modified cassava flour/mocaf) sangat berpotensi untuk mengurangi ketergantungan kebutuhan tepung terigu (saat ini Indonesia merupakan negara pengimpor tepung terigu terbesar di dunia). Selain mocaf, singkong sebagai komoditas strategis nasional juga dapat diolah menjadi gula cair. Produk alternatif ini bisa menjadi solusi kebutuhan gula di Indonesia yang saat ini banyak dipenuhi dari gula impor (impor gula di Indonesia naik drastis dari 4,09 juta ton tahun 2019 menjadi 5,54 juta ton, tertinggi sepanjang sejarah). Gula cair dari olahan singkong memiliki tingkat kemanisan 2.5 kali lebih manis dibandingkan gula tebu. Keunggulan lainnya, gula singkong dinyatakan lebih sehat karena tidak mengandung gluten, rendah karbohidrat, dan kalori. Kedua alternatif produk olahan singkong tersebut menjadi tema yang diangkat dalam Sekolah Tani Mandiri Muhammadiyah Unimma edisi kedua ini.

Diharapkan kegiatan sekolah tani ini diikuti oleh para petani tembakau dan para pemuda sebagai calon pelaku pertanian untuk dapat diimplementasikan dalam rangka menuju pertanian yang berdaulat serta berkontribusi pada ketahanan pangan nasional. Sekolah Tani Mandiri Muhammadiyah Unimma ini juga sebagai upaya untuk 1) meningkatkan kapasitas dan kapabilitas pemuda untuk bekerja di bidang pertanian; 2) meningkatkan dan menguatkan modal intelektual, modal institusional, dan modal material petani muda; dan 3) memfasilitasi petani tembakau dalam mengembangkan pertanian yang sudah digeluti untuk mewujudkan kedaulatan pertanian.

Selamat kepada Dr.Tara Singh Bam

Selamat kepada Dr.Tara Singh Bam

Selamat kepada Dr.Tara Singh Bam  atas dedikasinya dalam program pengendalian tembakau selama 17 tahun di Indonesia. Terimakasih atas dukungan yang diberikan terhadap jaringan pengendalian di Indonesia.

Congratulations to Dr. Tara Singh Bam for the award received in supporting the tobacco control program in Indonesia for the past 17 years. We appreciate the support given to all tobacco control networks in Indonesia.

Undangan Peserta

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Bapak dan Ibu yang kami hormati,
Muhammadiyah Tobacco Control Center (MTCC) Universitas Muhammadiyah Magelang (UNIMMA), dalam rangka memperingati Hari Tanpa Tembakau Sedunia 2021 akan menyelenggarakan TALKSHOW dengan Tema : BERANI BERHENTI MEROKOK Bersama Anak-Anak Petani Tembakau di Jawa Tengah, Jawa Timur dan Nusa Tenggara Barat

Mengundang Bapak Ibu untuk mengikutinya melalui zoom yang dilaksana pada :
🗓️ Rabu, 16 Juni 2021
⏰ 13.00 – 16.00 Wib.
https://zoom.us/j/98741598839?pwd=OVR6ZHo1MmFLQjQzbllBa0JNZE52dz09
atau
Meeting ID : 987 4159 8839
Passcode : unimma
Dan juga bisa diakses di Yotube Chanel kami : MTCC UMMagelang
atau link : https://www.youtube.com/channel/UCs_Hm0W5JoiXvvNQOHPpduQ

Narasumber 1 :
👤 Muhaimin (Windusari)
Sukses Wirausaha Tanpa Tembakau

Narasumber 2 :
👤 Muhammad Wahid Ibrahim, SE.
Sukses Studi Tanpa Rokok

Narasumber 3 :
👤 dr. H. Muchamad Nur Aziz,Sp.PD,K-GH,FINASIM (Walikota Magelang)
Dukungan Pemerintah terhadap Gerakan “quit to smoking”

Moderator
👤 Pristi Sukmasetya , S.Komp., M.Kom

Penanggap
👤 Dr. Abdillah Ahsan
👤 Kemenko PMK RI
👤 Kementerian Keuangan RI

Fasilitas
E-Sertifikat

Registrasi
Link Pendaftaran : https://chat.whatsapp.com/EDEwU75Xek26AWQ3AgJCws (Masuk WA Group )
Link Peserta : https://bit.ly/FormTalkshowHTTS2021

Narahubung :
👤 Asrul Pitri, SE. (08116601213)

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Media Fellowship MTCC UMMagelang

Media Fellowship MTCC UMMagelang

Sebagai bentuk apresiasi untuk para jurnalis yang telah peduli terhadap isu pengendalian tembakau di Indonesia dan di daerah, MTCC UMMagelang menyelenggarakan Media Fellowship pada bulan Februari 2019 lalu. Berdasarkan penilaian terhadap berita/artikel yang dipublikasikan di media massa tentang pengendalian tembakau, maka telah diputuskan para pemenang sebagai berikut:

  1. Publikasi terbaik ditulis oleh Bapak Eko Priyono pada surat kabar Suara Merdeka, Jum’at, 22 Februari 2019 dengan judul “Bertani Tembakau Kurang Menguntungkan”.
  2. Publikasi kedua ditulis oleh Bapak Zaini Arrosyid pada surat kabar Kedaulatan Rakyat, Rabu, 13 Februari 2019 dengan judul “Petani Sumbing Budidaya Ubi Jalar”.
  3. Publikasi ketiga ditulis oleh Bapak Agus Munasir di TVRI, Rabu, 27 Februari 2019 dengan judul “Transformasi Petani Sumbing dari Cuaca Ekstrim dan Tanaman Tembakau”.

Masing-masing pemenang telah memperoleh kompensasi sebesar Rp 2.000.000,- untuk publikasi terbaik, Rp 1.500.000,- untuk publikasi ke 2, dan Rp 1.000.000,- untuk publikasi ke 3, beserta sertifikat.

 

Kembali kami mengucapkan selamat kepada para pemenang dan semoga kegiatan ini bermanfaat. Kedepan kami berharap para jurnalis tetap berperan aktif turut serta mengampanyekan pengendalian tembakau di daerah dan di Indonesia.

“PENGENDALIAN TEMBAKAU – PERAN PENTING MEDIA”

“PENGENDALIAN TEMBAKAU – PERAN PENTING MEDIA”

Indonesia menghadapi masalah besar terkait pengendalian tembakau.  Sampai saat ini, Indonesia adalah satu-satunya negara di Asia yang  belum menandatangani dan meratifikasi Framework Convention on Tobacco Control (FCTC) World Health Organization.  Bahkan Cina sudah menandatangani FCTC, dimana  FCTC melihat bahwa cara paling efektif untuk mengurangi jumlah remaja konsumsi merokok adalah dengan melarang aktivitas pemasaran tembakau dan membatasi akses perusahaan dalam penentuan kebijakan pemerintah.   Sebagai negara dengan jumlah penduduk lebih dari 260 juta orang, Indonesia adalah negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara dengan  penduduknya berusia di bawah 20 tahun sebanyak 37%.  Namun potensi dan produktivitas Indonesia terancam oleh banyaknya kematian karena rokok.   Sebanyak 76% laki-laki berusia 15+ di Indonesia merokok – ini tertinggi di dunia.   Lebih parah lagi,  generasi usia  muda mengikuti senior mereka, 20 % dari anak usia ≤10 tahun sudah  mencoba sebatang rokok– dan pada usia 13 tahun, lebih dari 90% dari mereka sudah mencoba merokok (N Tjandra, 2018).  Diperkirakan setiap tahun,  penyakit yang berhubungan dengan rokok menewaskan hampir 250.000 orang Indonesia.  Studi Indonesia Family Life Surveys (IFLS) tahun 2007-2014 juga menunjukkan  bahwa  rokok bersifat adiktif sehingga  perilaku merokok pasti terkait erat dengan jebakan kemiskinan.

Berdasarkan fakta tersebut, MTCC UMMagelang  menyakini bahwa harus ada strategi baru untuk kebijakan pengendalian tembakau di Indonesia.  Perusahaan rokok (dan juga politisi pro industri rokok) selalu menggunakan isu ancaman penghidupan petani tembakau dan buruh pabrik rokok sebagai tameng dalam melawan kebijakan pengendalian tembakau.   Padahal selama ini praktik monopoli industri tembakau membuat petani tembakau berada dalam posisi kehilangan daya tawar, sehingga margin keuntungannya  sangat kecil.  Data juga menunjukkan bahwa maraknya PHK  buruh pabrik rokok bukan diakibatkan kenaikan tarif cukai rokok, melainkan karena usaha efisiensi dan mekanisasi industri tembakau. Dibuktikan bahwa pada periode 2005-2013 terdapat kenaikan produksi rokok sebanyak 47%, meski jumlah pekerja industri pengolahan tembakau justru terus mengalami penurunan.   Kebijakan pengendalian tembakau melalui peningkatan kapasitas petani tembakau dan penegakan regulasi Kawasan Tanpa Rokok (KTR) merupakan prioritas kegiatan MTCC UMMagelang.

Hasil penelitian MTCC di Temanggung Jateng (2014) menunjukkan data bahwa hampir 90% petani tembakau menyatakan sistem tata niaga tembakau tidak berpihak pada petani.  Fakta tersebut juga ditambah dengan masalah rancangan legilasi kebijakan KTR yang masih menghadapi masalah kompleks dalam implementasinya.  Data dari  WHO   menyebutkan bahwa salah satu taktik umum industri pertembakauan untuk melawan kebijakan kesehatan masyarakat adalah melalui intervensi dalam proses pembuatan rancangan legislasi untuk kesehatan masyarakat.  Sementara regulasi KTR di Indonesia, baru  203 kota/kabupaten yang memiliki regulasi KTR dan  212 kota/kabupaten belum memiliki regulasi KTR. Masing-masing daerah mempunyai kompleksifitas dalam penerapan regulasi kawasan tanpa rokok ini.  Oleh karenanya, perlu dukungan semua pihak untuk bisa efektif dalam penegakan regulasi kawasan tanpa rokok ini.   Media sebagai salah satu stakeholder, sangat dibutuhkan dukungannya dalam menyampaikan situasi dan kondisi yang dihadapi daerah terkait regulasi KTR maupun permasalahan pertanian tembakau. Hal ini dimaksudkan agar masyarakat mendapatkan informasi yang jelas dan tujuan pengendalian tembakau tersampaikan kepada masyarakat bawah sampai pada tingkat pemerintah.  Tujuan inilah yang mendasari MTCC UMMagelang untuk menyelenggarakan diskusi antar jurnalis/media lokal Jawa Tengah dan nasional.  Diharapkan ada  kesamaan persepsi dalam pembahasan  isu-isu penting terkait pengendalian tembakau di Jawa Tengah dan juga di Indonesia. Media menjadi aktor penting untuk kembali menggugah kesadaran semua pihak  terkait kebijakan pengendalian tembakau.

 

Media Network & Communication Officer
MTCC UMMagelang

Rochiyati Murni N